Pages

Saturday, May 16, 2015

Taruna STTD Wannabe






Berhubung banyaknya chat, bbm, hingga line yang gue terima dengan masalah yang sama.

Yang intinya cuma itu-itu aja,
yak masalah “gimana sih caranya daftar di STTD?”
“kalau masuk STTD udah jadi PNS apa belom?” dan bla bla bla bla ..

Gue selaku bagian dari keluarga besar STTD pengen bagi-bagi info untuk adek-adek yang baru lulus SMA dan kepengen masuk ke STTD.



Apa sih STTD itu?

Buat yang belum tau STTD, gue turut berduka cita. hidup kamu susah banget informasi, haha (*kidding)
Dilansir dari wikipedia, Sekolah Tinggi Transportasi Darat adalah perguruan tinggi kedinasan yang bernaung dibawah Kementerian Perhubungan. Jadi, STTD itu sekolah kedinasan yang nantinya bakal berkecimpung di dunia transportasi, khususnya transportasi darat termasuk di dalamnya Kereta Api dan ASDP. STTD di bagi menjadi 3 kampus, yaitu :

1. STTD BEKASI yang memilki 3 prodi yaitu D4 Transportasi Darat, DIII Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dan DIII Perkeretaapian

2. STTD PALEMBANG dengan prodi DIII Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan

3. STTD BALI dengan prodi DII Pengujian Kendaraan Bermotor





Gimana cara Daftar STTD?

Untuk pendaftaran STTD tahun 2015 dibuka mulai tanggal 30 Maret hingga 1 Juni 2015.
Sebelum mendaftar tolong cek persyaratan administrasi disini.
Kalo kamu sudah merasa cocok dengan kriteria yang dibutuhkan, segera daftarkan diri kamu ke tempat-tempat yang sudah tertera disini.
Tahap seleksi pada intinya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :

1. Seleksi Administrasi
2. Seleksi Potensi Akademik
3. Seleksi Kesehatan, Psikotes, Samapta, dan Wawancara

Dari sekian seleksi, banyak yang belum mengerti masalah tes samapta. Jadi disini gue bakal share sedikit pengalaman gue saat tes tahap ini.

Awalnya kita akan di tensi untuk mengetahui apakah kondisi badan kita dalam kondisi fit atau tidak, karena tes ini akan cukup menguras tenaga.

Tes samapta dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
a. Lari
Kamu diwajibkan untuk lari sekitar 2,4 km. Nah disitu kamu akan di dicatat seberapa lama waktu yang kamu butuhkan untuk menempuh jarak tersebut.
b. Suttle run
Suttle run adalah lari angka 8. Shuttle – Run merupakan tes yang bertujuan untuk mengukur kelincahan, yaitu kemampuan untuk mengubah arah dengan cepat sambil melakukan gerakan. Disini kamu akan dicatat waktu untuk melakukan gerakan ini sebanyak 3 kali putaran.
c. Shit Up dan Push Up
Untuk shit up dan push up kamu akan diberi waktu selama 1 menit, dan akan dihitung seberapa banyak kamu dapat melakukanya dalam waktu tersebut.
d. Pull up atau Chinning
Pull up adalah tes untuk calon taruna laki-laki, dan chinning untuk calon taruna perempuan.
Kedua tes ini diberi waktu 1 menit dan akan dihitung seberapa banyak kamu bisa melakukanya.

Sekedar tips, sebelum melakakuan tes ini. Pastikan bahwa kamu telah cukup tidur dan melakukan pemanasan dengan benar.

Setelah serangkain seleksi tersebut yang wajib kamu lakukan adalah berdoa dan menunggu hasil pengunguman.

Bagaimana kehidupan di STTD?

Setelah kamu dinyatakan lolos, kamu akan melaksanakan serangkaian kegiatan di STTD. Selama kamu menempuh pendidikan di STTD, maka kamu akan diasramakan. Banyak fasilitas yang bakal kamu dapatkan, yaitu : seragam (baju, tas, sepatu,dll) , makan 3 kali sehari, modul pembelajaran, dan berbagai macam ekstrakurikuler yang dapat kamu ikuti (drum band, basket, futsal, tennis, billiard, karate, dll). Disini kamu akan belajar banyak hal. Tak hanya masalah pendidikan, akan tetapi juga etika dan profesionalisme seperti visi dan misi STTD.













Apakah lulus STTD langsung jadi PNS?
Dengan adanya progam pembibitan yang dicanangkan oleh Ketua STTD, Zulmafensi SE, MSc. Maka, semua lulusan STTD berkesempatan untuk menjadi PNS walaupun ada moratorium. Dengan syarat, bahwasanya taruna tersebut bersedia ditempatkan dimana saja dan lulus Tes TKD (Tes Kompetensi Dasar).








Segitu aja info yang bisa gue sampaikan semoga dapat bermanfaat.

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi web resmi sttd.ac.id ataupun twitter @batalyonsttd

(by : amalia hasanah nur ahlina/ Isna L)

Tuesday, January 13, 2015

One Band One Sound "Gita Jata Wira Tama XXXIV STTD"



Sejarah Gita Jata Wiratama 

Drum corps adalah satuan bentuk musik lapangan. Komposisi dalam jumlah kelompok drum sama dengan marching band pada bentuk satuan musik ini kelompok alat tiup hanya terdiri dari alat tiup logam, sehingga akan berpengaruh terhadap aransemen musiknya, sedangkan bentuk musiknya tidak jauh berbeda dengan marching band. Drum Korps STTD Gita Jata Wiratama adalah alunan genderang suara nan gagah perkasa yang dibawa oleh perwira utama Sekolah Tinggi Transportasi Darat dengan seirama dan satu suara . Gita Jata Wiratama STTD ini telah ada sejak angkatan 13 yang benama Gita Jata Wiratama tahun 1991. Dahulu drumb band ini hanya bermain drumband yang bertujuan untuk mempertontonkan ketangguhan, kekuatan para Taruna STTD, namun pada saat tahun 2009 aliran drumband mulai dikesampingkan dan di rubah menjadi drum band yang beraliran lebih harmoni.

Sekilas Tentang Gita Jata Wiratama Angkatan 34

Pada saat ini Drum Korps STTD Gita Jata Wiratama STTD yang masih dalam tangggungjawab oleh angakatan 34. Pengalaman penampilan yang ditampilakan sejak diserah terimakan dari angkatan 33 ini pada saat 7 Maret 2014 silam diantaranya Penyambutan Kepala Dinas perhubungan seluruh Indonesia yang akan melaksanakaan diklat singkat di kampus STTD, Penyambutan Gubernur, Pembukaan Pekan Olah Raga Bekasi, HUT resimen mahasiswa, Penyambutan anggota DPR, Penyambutan SIKIB (Perhimpunan Istri Kabinet Indonesia Bersatu), penampilan HUT RI di kementrian perhubungan, parade MTQ di bekasi, Penampilan display wisuda angkatan 32 dan 33, Hari Perhubungan Nasional dan masih banyak lagi penampilan yang sangat membagakan. Lagu-lagu yang biasa dimainkan dalam setiap event penampilan ialah lagu Kafaleri, Mars STTD, hymne STTD, Gagah Perwira, Maju tak gentar, Kereta api, Pesta, Selayang pandang, Paris Berantai, Rekayasa cinta dan masih banyak lagi.

Sebuah team drum band biasanya yang ditonjolakan ialah kekompakan baik dalam memanikan music ataupun kekompakan dalam pergerakan dan perpindahan tempat. Akan tetapi semua gerakan dan perpindahan tempat serta permainan harmoni lagu tersebut semua ada dibawah komando mayoret yang memiliki beberapa komando khas guna memeberikan isyarat tertentu dengan tujuan dan makud tertentu pula. Mayoret sendiri memiliki alat yang dissebut dengan stik mayor guna memperjelas isyarat instruksi yang akan disampaikannya dengan dibantu oleh gitapati. 

Drum Korps STTD Gita Jata Wiratama STTD di pimpin oleh dua mayoret taruna, satu mayoret taruni atau biasa disebut dengan paramanandi, dan satu gita pati dengan jumlah personil lebih dari 145 taruna-taruni yang terdiri dari :

Paramanandi dan Gita Pati 

Paramanandi merupakan sebutan lain dari mayoret, yaitu komandan atau pemimpin korps drumband Gita jata Wiratama dengan alat komando berupa stick mayor untuk memimpin sebuah parade drumband. Sedangkan Gita Pati merupakan pemimpin drumband yang bertugas untuk memberi irama. Biasanya, korps drumband Gita Jata Wiratama di pimpin oleh 3 orang paramanandi dimana 2 taruna dan 1 taruni, sedang gita pati terdiri dari 1 orang taruni saja. Mereka berempat secara kompak memimpin korps drumband untuk membawa pasukan dan mengkomando lagu-lagu yang akan ditampilkan agar bisa dimainkan secara baik.

GITA INSTRUMEN

Stick Master (Penata Rama)

Adalah pemimpin utama dalam suatu parade Drum Band yang bertanggung jawab sebagai "leader" selama drum band berlangsung. Stick Master yang menentukan lagu apa yang akan di mainkan, gerakan/formasi apa yang akan dilakukan, serta kapan drum band akan dimulai/diakhiri.

Bass Drum adalah alat musik perkusi drum band berupa tabung yang sangat besar, dengan dua buah fiber tebal di sebelah kanan dan kiri, dimainkan dengan cara dipukul dengan dua buah stik yang lebih besar dari stik snare drum atau tenor drum. Fungsi utama bass drum adalah memberikan nada bass untuk mengakhiri suatu ketukan dalam setiap nada-nada kavaleri/infanteri yang dimainkan.
Gita Jata Wiratama memiliki 5 (delapan) orang pemain bass drum untuk setiap parade yang bertugas untuk bass drum melodi, sedangkan bass drum atraksi sejumlah 17 orang. Namun pada setiap display, basss drum selalu menjadi patokan/titik acuan pembentukan suatu formasi. Suaranya yang menggelegar merupakan simbol dari sebuah unit drum band. Bass Drum menduduki posisi terdepan dalam sebuah formasi parade korps Gita Jata Wiratama.

Snare Drum (Genderang) Adalah suatu alat musik perkusi drum band berbentuk tabung yang terdiri dari tabung dan dua buah selaput (fiber) atas dan bawah , dimainkan dengan cara dipukul dengan dua bilah stick yang terbuat dari kayu meranti, sedemikian hingga akan memberikan nada suara yang menyerupai huruf "R". Dinamakan snare drum karena di fiber bagian bawah tabung terdapat snar intuk memantulkan suara "R" pada setiap ketukan stik. Snare Drum menduduki posisi kedua, yaitu setelah bass drum dalam sebuah formasi parade. Gita Jata Wiratama memiliki 16 (enam belas) buah pemain snare drum untuk setiap parade, dengan formasi 4 baris dan 3 saf. Snare Drum biasa digunakan untuk mengiringi ketukan jalan dengan memainkan nada-nada march, seperti kavaleri, infanteri,dll.

Tenor Drum Adalah alat musik perkusi drum band berbentuk tabung menyerupai snare drum, hanya di bagian bawah fiber tabung tidak terdapat snar, dan fibernya lebih tebal daripada snare, karena alat ini dimainkan dengan cara dipukul dengan dua buah stick yang ujungnya terbuat dari spon karet yang sangat keras dan lentur
Pada parade Gita Jata Wiratama, tenor drum berada di belakang snare drum, dan biasa digunakan untuk mengiringi ketukan nada-nada kavaleri dan infanteri bersama dengan snare drum untuk menyamakan langkah saat unit drum band aksi sambil berjalan. Gita Jata Wiratama memiliki 8 pemain untuk setiap parade.


Queen tom-tom, Kuarto tom-tom, dan trio tom-tom pada dasarnya berfungsi memberikan irama dan nada ritmis dalam permainan marching band dan dalam permainannya biasanya Queen tom-tom, Kuarto tom-tom, dan trio tom-tom selalu mngisi celah kosong atau nada-nada yang kosong agar dalam permainan marching band tidak terasa ada yang kosong,dan biasanya selalu mendahului atau membuka permainan marching band dengan irama ketukannya. Pada parade Gita Jata Wiratama, alat ini berada di belakang tenor drum dengan jumlah 8 orang.

Simbal dalam drumband tidak dimainkan dengan tujuan sama seperti orkestra. Ada perubahan pada grip simbal yang dibuat khusus untuk kebutuhan marching band. Simbal drum band biasanya terdiri atas dua keping yang terpasang pada kedua tangan pemainnya. Untuk memainkan simbal marching band, kedua kepingan itu diadu satu sama lainnya sehingga menghasilkan suara. Jumlah pemain simbal tiap-tiap grup marching band berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya. Pada parade Gita Jata Wiratama, alat ini berada di belakang Queen tom dengan jumlah 8 orang.


Bellyra/Marching bell Adalah alat musik melodi drum band yang terdiri dari bilah-bilah logam persegi (lyra) yang setiap logam memiliki nada tersendiri, dan dimainkan dengan cara dipukul dengan stik yang ujungnya terbuat dari mika. Fungsi utama bellyra adalah memainkan nada-nada melodi, yakni nada-nada lagu yang dimainkan oleh unit drum band sehingga pemirsa dapat menentukan/menebak lagu apa yang sedang dimainkan. Gita Jata Wiratama memiliki 12 (dua belas) pemain bellyra untuk setiap penampilan unit sedang, dan berada di belakang simbal di setiap paradenya. Lagu-lagu yang dimainkan adalah lagu-lagu melodi, yang meliputi lagu-lagu yang biasa kita dengar melalui media-media elektronik. Bellyra merupakan simbol keharmonisan melodi dari sebuah unit drum band.


Terompet adalah alat musik melodi drum band yang terbuat dari logam kuningan/stainlees steel yang dimainkan dengan cara ditiup, dengan tiga buah "tuts" sebagai penentu nada-nada solmisasi melodi. Fungsi terompet adalah penyelaras nada yang dimainkan oleh bellyra pada setiap lagu yang sedang dimainkan oleh unit drum band, dan termasuk instrumen sakral karena sangat sulit memainkannya, dan selalu memainkan nada-nada tinggi serta aktif dimainkan untuk berbagai bentuk Pampare atau nada sambut suatu unit drum band.

Flugel merupakan alat tiup suara tengah atau middle horn. Menghasilkan suara yang halus seperti mellophone.

Bariton merupakan instrumen dengan pipa udara berbentuk silindris seperti yang terdapat pada trompet dan trombone. Bariton umumnya menggunakan resonator (mouthpiece) berukuran besar seperti yang digunakan pada trombone dan euphonium. 

Melophone adalah alat musik melodi drum band yang prinsip penggunaannya menyerupai terompet, namun berfungsi untuk menyelaraskan nada-nada berlantun sedang, dan Gita Jata Wiratama memiliki 6 pemain melophone dan posisinya berada di belakang para pemain flugel.


Thuba adalah alat musik melodi drum band yang prinsip penggunaannya serupa dengan terompet/melophone, berukuran sangat besar/terbesar diantara alat musik melodi yang lainnya. namun khusus memainkan nada-nada bass. Fungsi utamanya adalah memainkan nada bass untuk alat musik melodi. Para pemain Thuba Gita Jata Wiratama berjumlah enam orang, berada di belakang pemain melophone.



Colour guard merupakan salah satu divisi di drum band, dengan memiliki keahlian dalam penguasaan tari/olah tubuh (basic ballet), penguasaan bendera (flag technique), penguasaan senapan (rifle technique), penguasaan pedang (saber technique) dan penguasaan pendukung lainnya seperti aksesoris (hola hoop, twirling batons, kabuki/simpai, tongkat dan lain-lain) serta penguasaan teaterikal, karena seorang color guard harus dapat menunjukkan ekspresi wajah, memainkan emosi penonton yang disesuaikan dengan repertoire penampilan. Colour guard merupakan pemanis dalam parade, dan berada pada saf terakhir barisan parade. Gita Jata Wiratama memiliki 12 orang colour guard.

Drum Korps ini dilatih oleh seorang pelatih utama yang sangat berpengalaman yang bernama Bapak Widodo, bapak pelatih yang satu ini telah senantiasa melatih dengan sabar beliau telah melatih sejak pertama drum corps ini berdiri hingga saat ini tahun 2015 dengan dibantu oleh beberapa asisten pelatih lainya. 


Berbagai pengalaman pementasan dan beberapa prestasi sudah banyak diraih diantaranya yang paling membagakan ialah bergabungnya Drum Korps STTD Gita Jata Wiratama STTD dalam rangka mengikuti Grand Prix Marching Band Nasional pada tahun 2009,2010, dan 2012, serta memeriahkan beberapa hari jadi kota-kota besar seperti Cirebon, Sukabumi, Kabupaten Bekasi, serta pembukaan Pekan Olahraga Provinsi DKI JAKARTA. Sekian adalah sekilas tentang sejarah drum corps Gita Jata Wiratama STTD dan sekilas tentang drum corps Gita Jata Wiratama STTD angkatan 34. Semoga drum corps Gita Jata Wiratama STTD tetap jaya selalu.

AHNA,MIR.









Wednesday, January 7, 2015

MY THIRD SUMMIT " The Rooftop of Java "


Sebuah kisah yang akan ku ceritakan kepada anak ku kelak,,,
Adalah sebuah perjalanan yang sangat luar biasa dan tak akan terlupakan.Tak hanya kekuatan fisik yang perlu di taruhkan, akan tetapi juga mental, motivasi, dan ego. 
Kami, taruna STTD angkatan 34 bersandang LAPORTA (Land Transport Adventure) bersama, ber-24, sepakat untuk menemukan keindahan dan keajaiban Tuhan untuk menapaki puncak tertinggi Pulau Jawa, Mahameru 3676 mdpl.














DESEMBER !!! it’s has been a long time to wait.
Yayayaya,, Desember identik dengan long holiday. Apalagi untuk cadet sepertiku, suatu bulan yang teramat dipuja kedatanganya. Aku bersama teman-teman pendaki SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT (dengan sebutan LAPORTA) selalu menunggu libur panjang, karena hari-hari itu adalah hari dimana kita bisa menyalurkan hobi kita, ya mendaki. Untuk menutup tahun 2014 kita berencana untuk mendaki gunung tertinggi Pulau Jawa, Semeru. Dan ini merupakan puncakku yang ketiga :D

Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di pulau Jawa, secara geografis letak gunung ini berada di dua wilayah administratif, yaitu wilayah Kab Malang dan Lumajang. Dengan posisi antara 8°06′ LS dan 120°55′ BT. Gunung Semeru memiliki puncak ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Mahameru adalah sebutan untuk puncaknya dan Jonggring Saloko adalah nama kawahnya. Gunung Semeru adalah gunung jenis stratovolcano aktiv yang berada didalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Kawasan ini berada dilahan seluas 50.273,3 Hektar. Karena statusnya ini, Gunung Semeru tidak sedikit menewaskan pendaki, membuat pesona Gn.Mahameru semakin kuat bagi kebanyakan orang. Tak jarang karena resiko yang cukup besar, dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menutup jalur ke Puncak, dimana para pendaki hanya disarankan mendaki hingga pos Kalimati. Seperti yang ku alami saat pendakian, pihak TNBTS sudah tidak bertanggung jawab dari pos kalimati menuju puncak. Akan tetapi untuk pendaki yang masih penasaran akan Mahameru dipersilahkan, akan tetapi harus tetap waspada akan cuaca yang diluar kontrol manusia. (INGAT !!! SUDAH DILUAR TANGGUNG JAWAB TNBTS)

Mahameru juga dikenal sebagai “Puncak abadi para dewa” sebab menurut legenda kepercayaan masyarakat Jawa yang ditulis pada kitab kuna Tantu Pagelaran yang berasal dari abad ke-15, para dewa memutuskan untuk memakukan Pulau Jawa dengan cara memindahkan Gunung Meru di India ke atas Pulau Jawa. Dalam agama Hindu ada kepercayaan tentang Gunung Meru, Gunung Meru dianggap sebagai rumah tempat bersemayam dewa-dewa dan sebagai sarana penghubung diantara bumi (manusia) dan Kayangan. Menurut orang Bali, Gunung Mahameru dipercayai sebagai Bapak Gunung Agung di Bali dan dihormati oleh masyarakat Bali. Upacara sesaji kepada para dewa-dewa Gunung Mahameru dilakukan oleh orang Bali. (sumber : wikipedia)


DAN SETELAH ADA KATA “SELAMAT BERLIBUR”, My Journey has begun.

19 Desember 2014

"Dari titik awalku memulai ekspedisi Mahameru , BEKASI."

Setelah diadakan apel, kami 24 orang anggota LAPORTA 34 berkumpul sebentar di Masjid Nurul Fikri untuk mengulas sebentar rencana ekspedisi kita. Keberangkatan direncanakan pada keesokan harinya pada pukul 15.30 di Stasiun Senen menggunakan kereta ekonomi Martamaja, Ps.Senen – Kota Malang. Semua personil diharapkan datang tepat waktu dan memperhatikan tugas masing-masing yang telah dibagi pada saat brifing. Masih ada satu hari untuk mempersiapkan perlengkapan yang akan dibawa dan mempacking semua barang.


20 Desember 2014

"Stasiun Pasar Senen, Run Run Run !!!"

Hahaha, bodohnya kami. Bersandang ahli transportasi tetapi masih buruk dalam memprediksi perjalanan menuju stasiun Pasar Senen. Sungguh, hampir semua personil datang mepet menuju stasiun. Apalagi aku dan beberapa teman yang berangkat dari Bekasi, setelah harus rela naik mobil dengan carier mendominasi, kami juga harus beradu dengan pengguna jasa KRL lainya yang sudah dipastikan bejubel banyaknya. Sampai di St. Ps Senen pun kami harus berlari dengan membawa carier (imagine : kondisi stasiun ramai dan kita berlari membawa tas dan carier untuk persedian 4 hari). Alhasil kami sampai di kereta dengan ngos-ngosan dan menjadi pusat perhatian. Untungnya tak satupun dari kami terlambat! HORE !!! alahamdulillah, rejeki anak sholeh :D

Tapi tetap saja ada yang failed, yak ! kaos LAPORTA kami tak terangkut ke dalam kereta. Dari pihak produksi sudah mencoba melempar ke dalam kereta dari st. Bekasi, tapi berakhir begitu saja karena kaos tersebut terpental ke kaca kereta. Hha, awalnya aku kira ada seseorang yang dengan sengaja melempari kami, hhi.

21 Desember 2014

"Sunday Morning arrived at MALANG :D"


Minggu pagi kami tiba di stasiun Kota Malang dan langsung tancap gas menuju pasar tumpang by angkot (public transport is number one :D hha , gak di Bekasi gak di Malang). Sebelumnya kami sudah menghubungi salah satu penyewaan truk untuk menuju basecamp yaitu Ranupani. Mas Wahyu namanya, beliau begitu baik dengan memberikan full service. Gak Cuma nyewain truk, tapi dia juga dengan sukarela memberikan kami tempat untuk beristirahat, mandi, dsb. Di rumah mas Wahyu yang sangat dekat dengan pasar Tumpang, kami berbelanja kebutuhan logistik dan melakukan final packing sebelum siangnya kami berangkat ke Ranupani. Setibanya di Ranupani kami disambut dengan bakso malang yang panas di udara yang dingin, hhe. Di Ranupani merupakan basecamp awal perjalanan dan merupakan tempat pendaftaran pendakian. Yang perlu kita persiapkan untuk mendapat surat ijin pendakian:

1. Fotokopi KTP
2. Surat sehat dari dokter
3. Membeli tiket masuk @17.500 / orang / hari

Setelah surat ijin pendakian ditangan, berarti kita sudah bisa memulai perjalanan pendakian. Perlu diketahui estimasi waktu pendakian gunung Semeru bervariasi. Ada yang dua hari satu malam, ada yang tiga hari dua malam dan yang standar pada umunya adalah empat hari tiga malam. Dan kami memilih 4 hari 3 malam agar ada lebih banyak waktu untuk menikmati perjalanan dan kesempatan untuk summit attack 2 kali.

22 Desember 2014

"Ngecamp di Kalimati, Brrrrr !"




Setelah menginap semalam di Ranupani, tujuan pertama pendakian kami adalah Kalimati. Perjalanan 3 jam dengan medan yang masih landai di tengah hutan melawati bukit-bukit masih dengan senyum lebar kujalani. Hingga akhirnya terlihatlah danau di tengah gunung dengan pemandangan bukit hijau disekelilingnya, tempat yang hijau, nyaman , dan dingin, yaaak ! Ranu Kumbolo :D





Dibelakang Ranu Kumbolo, terdapat tanjakan, yang orang bilang tanjakan Cinta, karena bagian atasnya berbentuk seperti belahan hati. Tanjakan Cinta punya mitos bahwa siapa yang menaiki tanjakan ini dengan memikirkan orang yang dikasihinya dan tanpa menoleh kebelakang, akan berjodoh dengan orang tersebut. Hha, tetapi emang dasar waktu itu sudah gak kepikaran hal-hal semacam itu saking semangatnya pengen cepat sampai ke Kalimati, sudah tak terlintas sedikitpun mitos tersebut saat menaiki tanjakan cinta.


Selepas Tanjakan Cinta akan terlihat padang dengan rimbunan lavender yang sangat luas dikelilingi bukit dan puncak mahameru yang dikenal dengan Oro-oro Ombo. Perjalanan melalui Oro-oro ombo terbagi menjadi dua jalur, yaitu jalur kiri melewati punggungan bukit di sisi kiri atau jalur lurus yang menurun melalui padang sabana.


Selanjutnya, kita akan melewati hutan cemara yang disebut Cemoro Kandang menuju sabana Jambangan sejauh 3 Km. Karena cuaca gerimis maka kami melakukan perjalanan dengan hati-hati dan terus bergerak agar suhu badan kami tetap hangat. Menurut saya pribadi, walaupun track cemoro kandang terlihat masih bisa diatasi, tapi disini tersimpan secreet story yang tak bisa ku ceritakan karena aku sudah sepakat ini merupakan konsumsi pribadi anak LAPORTA, hha. Dan cerita ini cukup membuat haru yang bisa membuatku berfikir bahwa kekuatan fisik bukan lah hal terpenting dalam mendaki :P

Setibanya di Jambangan, puncak Mahameru akan mulai terlihat jelas disaat cuaca cerah tanpa kabut. Perjalanan dari Jambangan dilanjutkan menuju pos Kalimati sejauh 2 Km.
Kalimati adalah padang savana dengan pemandangan puncak Mahameru. Terdapat sumber air di dekat Kalimati, lumayan dekat lebih tepatnya, kira-kira satu jam perjalanan pulang pergi, namaya Sumber Manik.


Sore hari kami sampai di Kalimati, sesegera mungkin mendirikan tenda karena hujan mulai turun deras. Dengan rencana awal kami ngecamp di Kalimati untuk beristirahat hingga pukul 11 malam, kami batalkan karena ada beberapa dari kami yang kondisi nya tidak baik. Maka dari itu, Alfian, ketua rombongan kami memutuskan untuk kita ngecamp lagi selama 1 hari di Kalimati untuk memulihkan kondisi agar kita semua bisa summit attack.

23 Desember 2014

"Naik – naik ke puncak gunung, tinggi tinggi sekali !" *singing

Setelah menginap seharian penuh untuk memulihkan kondisi, kami memulai summit attack pada jam 23.30, selain untuk mengejar sunrise, pendakian puncak saat dini hari dilakukan untuk mengejar waktu. Perlu diketahui saat pukul sembilan pagi kamu sudah harus turun dari puncak Mahameru karena dikhawatirkan akan adanya perubahan arah angin. Perjalanan ini adalah perjalanan terberat karena medan yang akan dilalui cukup sulit. Selain menanjak medan yang akan ditempuh berupa pasir dengan batuan-batuan yang mudah longsor dengan tingkat kemiringan jalur yang cukup tajam. Dibutuhkan fisik (kesehatan), semangat, dan motivasi yang tinggi agar bisa sampai di puncak Mahameru, tanah tertinggi di pulau Jawa.


24 Desember 2014

"Subhanallah, Nikmat Tuhan Mana Lagi Yang Kamu Dustakan?"

Dari Kalimati, selama 2 jam perjalanan kami sampai di batas vegetasi dimana disana sudah tidak ada tumbuhan yang tumbuh dan sisanya merupakan track berpasir dan batu yang terjal. Nah, disinilah pengujaian mental dan motivasi dimulai !!!

Ya kalau mau jujur, sebenarnya aku sangat sangat hopeless banget bisa sampai ke puncak. Akan tetapi karena di support oleh teman-teman yang begitu possitive dan di sugguhi oleh pemandangan yang luar biasa - kota malang di waktu malam dan bintang yang begitu terang - saya bertahan dan mulai lagi berjalan tanpa menengok kebelakang (bayangin dibelakang banyak pendaki dengan senter di kepala dan medan yang terjal, sedang kita berjalan selangkah mundur pula setengah langkah, tidak ada pegangan satupun, sehingga kita memang harus extra hati-hati pada track ini).


Setelah 6 jam perjalanan dari batas vegetasi kami sampai di puncak Mahameru. Matahari yang mulai mengintip dari ufuk timur. Samudra awan yang begitu luasnya seolah tiada batas, hembusan angin dan gemuruh letusan Jonggring Saloko berpadu menjadi harmoni alam yang begitu merdu. Terbayar sudah segala rasa yang kami rasakan. Hanya tinggal ada rasa haru dan puas melebur menjadi suatu rasa syukur yang kami tujukan kepada ALLAH SWT.



Subhanallah, begitu indah ciptaaNya, begitu kecil kami dihadapan sang Pencipta.




Bukanlah gunung yang kami tahlukan, akan tetapi diri sendiri yang terkadang penuh dengan ego yang sulit dikesampingkan.Terimakasih untuk teman-teman LAPORTA 34 ( Anug, Alfian, Cimeng, Mas Adit, Tege, Shendy, Rinto, Ojan, Dhenny, Chandra, Muchlis, Ikhsan, Mas Chus, Fernandi, Umay, Pandu, Aking, Alvin, Rifky, Gilang, Ucup, Badak dan Angger). YOU ARE OUTSTANDING ! Ku tunggu pendakian selanjutnya ;)


-AHNA