Pages

Wednesday, January 7, 2015

MY THIRD SUMMIT " The Rooftop of Java "


Sebuah kisah yang akan ku ceritakan kepada anak ku kelak,,,
Adalah sebuah perjalanan yang sangat luar biasa dan tak akan terlupakan.Tak hanya kekuatan fisik yang perlu di taruhkan, akan tetapi juga mental, motivasi, dan ego. 
Kami, taruna STTD angkatan 34 bersandang LAPORTA (Land Transport Adventure) bersama, ber-24, sepakat untuk menemukan keindahan dan keajaiban Tuhan untuk menapaki puncak tertinggi Pulau Jawa, Mahameru 3676 mdpl.














DESEMBER !!! it’s has been a long time to wait.
Yayayaya,, Desember identik dengan long holiday. Apalagi untuk cadet sepertiku, suatu bulan yang teramat dipuja kedatanganya. Aku bersama teman-teman pendaki SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT (dengan sebutan LAPORTA) selalu menunggu libur panjang, karena hari-hari itu adalah hari dimana kita bisa menyalurkan hobi kita, ya mendaki. Untuk menutup tahun 2014 kita berencana untuk mendaki gunung tertinggi Pulau Jawa, Semeru. Dan ini merupakan puncakku yang ketiga :D

Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di pulau Jawa, secara geografis letak gunung ini berada di dua wilayah administratif, yaitu wilayah Kab Malang dan Lumajang. Dengan posisi antara 8°06′ LS dan 120°55′ BT. Gunung Semeru memiliki puncak ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Mahameru adalah sebutan untuk puncaknya dan Jonggring Saloko adalah nama kawahnya. Gunung Semeru adalah gunung jenis stratovolcano aktiv yang berada didalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Kawasan ini berada dilahan seluas 50.273,3 Hektar. Karena statusnya ini, Gunung Semeru tidak sedikit menewaskan pendaki, membuat pesona Gn.Mahameru semakin kuat bagi kebanyakan orang. Tak jarang karena resiko yang cukup besar, dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menutup jalur ke Puncak, dimana para pendaki hanya disarankan mendaki hingga pos Kalimati. Seperti yang ku alami saat pendakian, pihak TNBTS sudah tidak bertanggung jawab dari pos kalimati menuju puncak. Akan tetapi untuk pendaki yang masih penasaran akan Mahameru dipersilahkan, akan tetapi harus tetap waspada akan cuaca yang diluar kontrol manusia. (INGAT !!! SUDAH DILUAR TANGGUNG JAWAB TNBTS)

Mahameru juga dikenal sebagai “Puncak abadi para dewa” sebab menurut legenda kepercayaan masyarakat Jawa yang ditulis pada kitab kuna Tantu Pagelaran yang berasal dari abad ke-15, para dewa memutuskan untuk memakukan Pulau Jawa dengan cara memindahkan Gunung Meru di India ke atas Pulau Jawa. Dalam agama Hindu ada kepercayaan tentang Gunung Meru, Gunung Meru dianggap sebagai rumah tempat bersemayam dewa-dewa dan sebagai sarana penghubung diantara bumi (manusia) dan Kayangan. Menurut orang Bali, Gunung Mahameru dipercayai sebagai Bapak Gunung Agung di Bali dan dihormati oleh masyarakat Bali. Upacara sesaji kepada para dewa-dewa Gunung Mahameru dilakukan oleh orang Bali. (sumber : wikipedia)


DAN SETELAH ADA KATA “SELAMAT BERLIBUR”, My Journey has begun.

19 Desember 2014

"Dari titik awalku memulai ekspedisi Mahameru , BEKASI."

Setelah diadakan apel, kami 24 orang anggota LAPORTA 34 berkumpul sebentar di Masjid Nurul Fikri untuk mengulas sebentar rencana ekspedisi kita. Keberangkatan direncanakan pada keesokan harinya pada pukul 15.30 di Stasiun Senen menggunakan kereta ekonomi Martamaja, Ps.Senen – Kota Malang. Semua personil diharapkan datang tepat waktu dan memperhatikan tugas masing-masing yang telah dibagi pada saat brifing. Masih ada satu hari untuk mempersiapkan perlengkapan yang akan dibawa dan mempacking semua barang.


20 Desember 2014

"Stasiun Pasar Senen, Run Run Run !!!"

Hahaha, bodohnya kami. Bersandang ahli transportasi tetapi masih buruk dalam memprediksi perjalanan menuju stasiun Pasar Senen. Sungguh, hampir semua personil datang mepet menuju stasiun. Apalagi aku dan beberapa teman yang berangkat dari Bekasi, setelah harus rela naik mobil dengan carier mendominasi, kami juga harus beradu dengan pengguna jasa KRL lainya yang sudah dipastikan bejubel banyaknya. Sampai di St. Ps Senen pun kami harus berlari dengan membawa carier (imagine : kondisi stasiun ramai dan kita berlari membawa tas dan carier untuk persedian 4 hari). Alhasil kami sampai di kereta dengan ngos-ngosan dan menjadi pusat perhatian. Untungnya tak satupun dari kami terlambat! HORE !!! alahamdulillah, rejeki anak sholeh :D

Tapi tetap saja ada yang failed, yak ! kaos LAPORTA kami tak terangkut ke dalam kereta. Dari pihak produksi sudah mencoba melempar ke dalam kereta dari st. Bekasi, tapi berakhir begitu saja karena kaos tersebut terpental ke kaca kereta. Hha, awalnya aku kira ada seseorang yang dengan sengaja melempari kami, hhi.

21 Desember 2014

"Sunday Morning arrived at MALANG :D"


Minggu pagi kami tiba di stasiun Kota Malang dan langsung tancap gas menuju pasar tumpang by angkot (public transport is number one :D hha , gak di Bekasi gak di Malang). Sebelumnya kami sudah menghubungi salah satu penyewaan truk untuk menuju basecamp yaitu Ranupani. Mas Wahyu namanya, beliau begitu baik dengan memberikan full service. Gak Cuma nyewain truk, tapi dia juga dengan sukarela memberikan kami tempat untuk beristirahat, mandi, dsb. Di rumah mas Wahyu yang sangat dekat dengan pasar Tumpang, kami berbelanja kebutuhan logistik dan melakukan final packing sebelum siangnya kami berangkat ke Ranupani. Setibanya di Ranupani kami disambut dengan bakso malang yang panas di udara yang dingin, hhe. Di Ranupani merupakan basecamp awal perjalanan dan merupakan tempat pendaftaran pendakian. Yang perlu kita persiapkan untuk mendapat surat ijin pendakian:

1. Fotokopi KTP
2. Surat sehat dari dokter
3. Membeli tiket masuk @17.500 / orang / hari

Setelah surat ijin pendakian ditangan, berarti kita sudah bisa memulai perjalanan pendakian. Perlu diketahui estimasi waktu pendakian gunung Semeru bervariasi. Ada yang dua hari satu malam, ada yang tiga hari dua malam dan yang standar pada umunya adalah empat hari tiga malam. Dan kami memilih 4 hari 3 malam agar ada lebih banyak waktu untuk menikmati perjalanan dan kesempatan untuk summit attack 2 kali.

22 Desember 2014

"Ngecamp di Kalimati, Brrrrr !"




Setelah menginap semalam di Ranupani, tujuan pertama pendakian kami adalah Kalimati. Perjalanan 3 jam dengan medan yang masih landai di tengah hutan melawati bukit-bukit masih dengan senyum lebar kujalani. Hingga akhirnya terlihatlah danau di tengah gunung dengan pemandangan bukit hijau disekelilingnya, tempat yang hijau, nyaman , dan dingin, yaaak ! Ranu Kumbolo :D





Dibelakang Ranu Kumbolo, terdapat tanjakan, yang orang bilang tanjakan Cinta, karena bagian atasnya berbentuk seperti belahan hati. Tanjakan Cinta punya mitos bahwa siapa yang menaiki tanjakan ini dengan memikirkan orang yang dikasihinya dan tanpa menoleh kebelakang, akan berjodoh dengan orang tersebut. Hha, tetapi emang dasar waktu itu sudah gak kepikaran hal-hal semacam itu saking semangatnya pengen cepat sampai ke Kalimati, sudah tak terlintas sedikitpun mitos tersebut saat menaiki tanjakan cinta.


Selepas Tanjakan Cinta akan terlihat padang dengan rimbunan lavender yang sangat luas dikelilingi bukit dan puncak mahameru yang dikenal dengan Oro-oro Ombo. Perjalanan melalui Oro-oro ombo terbagi menjadi dua jalur, yaitu jalur kiri melewati punggungan bukit di sisi kiri atau jalur lurus yang menurun melalui padang sabana.


Selanjutnya, kita akan melewati hutan cemara yang disebut Cemoro Kandang menuju sabana Jambangan sejauh 3 Km. Karena cuaca gerimis maka kami melakukan perjalanan dengan hati-hati dan terus bergerak agar suhu badan kami tetap hangat. Menurut saya pribadi, walaupun track cemoro kandang terlihat masih bisa diatasi, tapi disini tersimpan secreet story yang tak bisa ku ceritakan karena aku sudah sepakat ini merupakan konsumsi pribadi anak LAPORTA, hha. Dan cerita ini cukup membuat haru yang bisa membuatku berfikir bahwa kekuatan fisik bukan lah hal terpenting dalam mendaki :P

Setibanya di Jambangan, puncak Mahameru akan mulai terlihat jelas disaat cuaca cerah tanpa kabut. Perjalanan dari Jambangan dilanjutkan menuju pos Kalimati sejauh 2 Km.
Kalimati adalah padang savana dengan pemandangan puncak Mahameru. Terdapat sumber air di dekat Kalimati, lumayan dekat lebih tepatnya, kira-kira satu jam perjalanan pulang pergi, namaya Sumber Manik.


Sore hari kami sampai di Kalimati, sesegera mungkin mendirikan tenda karena hujan mulai turun deras. Dengan rencana awal kami ngecamp di Kalimati untuk beristirahat hingga pukul 11 malam, kami batalkan karena ada beberapa dari kami yang kondisi nya tidak baik. Maka dari itu, Alfian, ketua rombongan kami memutuskan untuk kita ngecamp lagi selama 1 hari di Kalimati untuk memulihkan kondisi agar kita semua bisa summit attack.

23 Desember 2014

"Naik – naik ke puncak gunung, tinggi tinggi sekali !" *singing

Setelah menginap seharian penuh untuk memulihkan kondisi, kami memulai summit attack pada jam 23.30, selain untuk mengejar sunrise, pendakian puncak saat dini hari dilakukan untuk mengejar waktu. Perlu diketahui saat pukul sembilan pagi kamu sudah harus turun dari puncak Mahameru karena dikhawatirkan akan adanya perubahan arah angin. Perjalanan ini adalah perjalanan terberat karena medan yang akan dilalui cukup sulit. Selain menanjak medan yang akan ditempuh berupa pasir dengan batuan-batuan yang mudah longsor dengan tingkat kemiringan jalur yang cukup tajam. Dibutuhkan fisik (kesehatan), semangat, dan motivasi yang tinggi agar bisa sampai di puncak Mahameru, tanah tertinggi di pulau Jawa.


24 Desember 2014

"Subhanallah, Nikmat Tuhan Mana Lagi Yang Kamu Dustakan?"

Dari Kalimati, selama 2 jam perjalanan kami sampai di batas vegetasi dimana disana sudah tidak ada tumbuhan yang tumbuh dan sisanya merupakan track berpasir dan batu yang terjal. Nah, disinilah pengujaian mental dan motivasi dimulai !!!

Ya kalau mau jujur, sebenarnya aku sangat sangat hopeless banget bisa sampai ke puncak. Akan tetapi karena di support oleh teman-teman yang begitu possitive dan di sugguhi oleh pemandangan yang luar biasa - kota malang di waktu malam dan bintang yang begitu terang - saya bertahan dan mulai lagi berjalan tanpa menengok kebelakang (bayangin dibelakang banyak pendaki dengan senter di kepala dan medan yang terjal, sedang kita berjalan selangkah mundur pula setengah langkah, tidak ada pegangan satupun, sehingga kita memang harus extra hati-hati pada track ini).


Setelah 6 jam perjalanan dari batas vegetasi kami sampai di puncak Mahameru. Matahari yang mulai mengintip dari ufuk timur. Samudra awan yang begitu luasnya seolah tiada batas, hembusan angin dan gemuruh letusan Jonggring Saloko berpadu menjadi harmoni alam yang begitu merdu. Terbayar sudah segala rasa yang kami rasakan. Hanya tinggal ada rasa haru dan puas melebur menjadi suatu rasa syukur yang kami tujukan kepada ALLAH SWT.



Subhanallah, begitu indah ciptaaNya, begitu kecil kami dihadapan sang Pencipta.




Bukanlah gunung yang kami tahlukan, akan tetapi diri sendiri yang terkadang penuh dengan ego yang sulit dikesampingkan.Terimakasih untuk teman-teman LAPORTA 34 ( Anug, Alfian, Cimeng, Mas Adit, Tege, Shendy, Rinto, Ojan, Dhenny, Chandra, Muchlis, Ikhsan, Mas Chus, Fernandi, Umay, Pandu, Aking, Alvin, Rifky, Gilang, Ucup, Badak dan Angger). YOU ARE OUTSTANDING ! Ku tunggu pendakian selanjutnya ;)


-AHNA

1 comment: